DOWNLOADPDF. SADRANAN: ADAT BUDAYA MASYARAKAT JAWA Yakub Nasucha Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jawa Tengah, Indonesia E-mail: yakub_nasucha@ Adat budaya merupakan kegiatan yang dilakukan secara turun-menurun. Foto Hendri F. Isnaeni KITA mengenal Polemik Kebudayaan pada 1930-an. Namun, dalam sejarah, dialog kebudayaan dengan beragam bentuk dan intensitas sudah terjadi jauh sebelumnya. Menurut sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Taufik Abdullah, Nusantara terlibat dalam dinamika kebudayaan “internasional” sejak masa-masa awal abad Masehi. Intensitas hubungan bersifat “internasional” terjadi pada masa Sriwijaya. Sumber Tiongkok menyatakan Sriwijaya pada abad ke-7 menjadi pusat pengetahuan Buddhisme, selain Nalanda di India. Menjelang tampilnya Majapahit, Buddhisme kian tergeser oleh Hinduisme. “Kebudayaan yang kekurangan dewa telah digantikan oleh kebudayaan yang dihuni oleh dewa-dewa yang mewakili segala cabang kehidupan,” kata Taufik Abdullah dalam seminar bertema “Cross Cultural Fertilization Sebuah Strategi Kebudayaan” di Universitas Paramadina, 28 Februari lalu. Pembicara lain adalah budayawan Nirwan Ahmad Arsuka dan wartawan senior St. Sularto, dipandu ketua Nabil Society sekaligus dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Aan Rukmana. Di masa ini berbagai corak dialog kebudayaan terjadi. Penerjemahan, yang lebih sering bersifat penyaduran, serta pengolahan kembali sastra, pemikiran filsafat, dan renungan keagamaan dari anak benua India kian semarak. Bahasa Sanskerta menjadi diglosia –bahasa milik bersama– sambil asyik dengan bahasa lokal. Di masa inilah Mahabharata dan Ramayana bukan saja diterjemahkan tapi mengalami proses “Javanisasi” dan dijadikan sumber kreativitas dalam memasuki alam pemikiran dan fantasi kultural yang baru. “Masa kejayaan politik adalah pula zaman ketika sekian banyak tulisan asli dan saduran dihasilkan,” kata Taufik. “Begitulah pengaruh yang dikatakan bersifat ke-India-an Indianized atau hindouisĂ© telah membentuk lapisan fundamental dalam proses pertumbuhan kebudayaan.” Akhir abad ke-13 Majapahit lahir di ujung timur Jawa. Pada masa ini pula kesultanan Samudra Pasai memainkan peran di Sumatra bagian utara, yang memastikan penyebaran Islam dimulai. Walaupun pernah, sebagaimana ditulis Hikayat Raja-raja Pasai, Pasai dikalahkan Majapahit, proses penyebaran Islam tak terhenti. Terbukti banyak kesultanan berdiri. Muncul pula kegairahan penerjemahan naskah agama, sastra, filsafat, hingga sejarah, dari bahasa Arab dan Persia. Abad ke-16 dan sesudahnya boleh dikatakan masa intensitas penyebaran Islam serta pemikiran dan sastra bernuansa Islami. Sejak masa ini pula kepulauan Nusantara, termasuk Filipina, mulai dirangkai oleh berbagai jaringan ingatan kolektif. “Inilah jaringan yang memperlihatkan betapa wilayah-wilayah yang mengalami proses Islamisasi merasa berhutang’ pada daerah lain,” kata Taufik. Pasai memang mengalami Islamisasi langsung dari Syekh Ismail Arab. Tapi wilayah lain selalu melihat daerah lain sebagai pengirim “sepotong ayat” ke kehidupan mereka. Orang Makassar selalu ingat dengan Minangkabau, sedangkan penduduk dari daerah ini tak lupa dengan Aceh yang dianggap sebagai peletak dasar dari tradisi surau. Bima tetap mengingat seorang ulama Minangkabau yang dikirim kerajaan kembar Goa-Tallo. Orang Makassar asyik menyebar Islam ke seberang laut dan ke utara ke wilayah Bugis, Bone, dan lain-lain. Ternate, yang mendapat inspirasi Islam lewat Makassar dan Giri, seperti halnya Tanah Hitu Ambon, menjalankan dakwah ke Gorontalo. Karena meminta bantuan pada Demak, yang menggantikan Majapahit sebagai pusat kekuasaan baru, Banjarmasin pun menyatakan diri sebagai kesultanan Islam. Begitu seterusnya. Ketika tiba pada akhir abad ke-16, Belanda harus menghadapi persaingan dengan kekuatan Barat lain dan kerajaan-kerajaan Nusantara. Namun Belanda akhirnya berhasil menyatukan wilayah yang disebutnya Hindia Belanda. “Maka sejak itu bermulalah dengan agak serius, meskipun sifat pelit tidak terhindarkan, masa pengenalan kebudayaan dan terutama ilmu pengetahuan Barat dengan lebih serius,” tegas Taufik. Puncak dari usaha ini baru terjadi pada 1900 dalam bentuk Politik Etis. Sekolah-sekolah Barat didirikan. Lahirlah kaum intelegensia berpendidikan modern yang kemudian menantang pandangan kaum literati yang merenungkan dan menjaga persambungan dengan kejayaan kultural. Untuk menghadapi kritik kaum intelegensia, kaum literati menghelat Kongres Perkembangan Kebudayaan Jawa pada Juli1918. Dalam kongres, yang ironisnya memakai bahasa Belanda, mereka menolak segala hal yang membayangkan kemodernan yang dianggap sebagai pengingkaran terhadap nilai luhur budaya bangsa. Perdebatan antara idealisasi “warisan kebudayaan” yang dikatakan otentik dan orientasi baru yang ingin memasuki alam pemikiran modern berlangsung selama 1910-an dan 1920-an. Pengaruh kaum literati dalam pertarungan wacana dan ideologis kian tersudut. Tapi di masa itu pula kaum intelegensia berusaha memahami kekuatan dan kelemahan “warisan nenek moyang” serta manfaat dan mudarat “penetrasi kultural Barat”. “Dalam suasana inilah dan ketika para tokoh terpenting dari pergerakan nasionalis radikal seperti Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan sebelumnya Tan Malaka, telah dibuang atau tidak dimungkinkan tinggal di tanah air sendiri, Polemik Kebudayaan terjadi,” kata Taufik. Menurut Nirwan Ahmad Arsuka, Polemik Kebudayaan yang terkenal pada 1930-an meletup karena pihak-pihak yang bertukar pikiran yakin bahwa kebudayaan sangat penting dalam kehidupan dan hari depan sebuah masyarakat. “Para cendekiawan cemerlang itu bersilang pendapat terutama pada pokok soal tentang orientasi budaya yang perlu dipilih buat bangsa yang sedang diimpikan bersama itu,” ujar Nirwan. Dengan gaya berbeda-beda, mereka cenderung melihat bahwa “bangsa baru” yang sedang dalam pertumbuhan sesungguhnya adalah kumpulan dari kesatuan-kesatuan etnis yang masing-masing mempunyai kisah panjang tentang perbenturan, perubahan, dan peningkatan kebudayaan. “Sudah lebih dari seribu tahun, sebagian, jika bukan kesemuanya, wilayah dari kepulauan Nusantara ini telah terlibat dalam dinamika peradaban global. Berbagai pengalaman kultural, politik, dan ekonomi telah dialami dalam pertemuan dan perbenturan kebudayaan ini,” kata Taufik. Ada perbenturan dengan dunia luar. Tapi tak kalah intensnya pertemuan dan persaingan dengan wilayah-wilayah yang kemudian –ketika perasaan nasionalisme menjadi bagian dari struktur kesadaran– menjadi bagian dari kesatuan yang disebut “tanah air”. Menurutpakar Mesir ternama, Jas Assmann, simbol itu merujuk pada misteri yang menyebut kehidupan akan selalu kembali pada titik awal. Masyarakat Mesir kuno diyakini percaya bahwa waktu berbentuk Setiap kebudayaan selalu diawali dari? Baca Juga Contoh benda cair adalah? Related Articles Partai-partai politik pada masa demokrasi liberal lebih cenderung? April 29, 2022 Norma mempunyai fungsi penting di masyarakat kecuali? April 29, 2022 Kurang pikir kurang siasat aTentu dirimu akan tersesat aBarang siapa tinggalkan sembahyang bagai rumah tiada bertiang b Jika suami tiada berhati lurus c Istri pun kelak menjadi kurus c Puisi tersebut tergolong genre? April 29, 2022 Leave a Reply Your email address will not be published. Comment Name Email Website Berikutadalah kunci jawaban dari pertanyaan "Subak adalah sistem irigasi persawahan terasering yang ada di Bali. Sistem irigasi ini dilaksanakan dan diatur melalui lembaga adat subak berdasarkan nilai-nilai adat yang disebut Tri Hita Karana. Nilai-nilai ini mengatur hubungan yang harmonis, antara manusia dengan dengan Sang Pencipta, antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam. – Manusia dan kebudayaan merupakaan dua unsur yang tidak bisa dipisahkan sebab kebudayaan muncul karena dipelajari oleh manusia. Sifat dinamis misalnya, tidak bisa dimungkiri bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya selalu mengalami perubahan. Hal demikian juga terjadi dalam juga bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan terus-menerus. Perubahan kebudayaan terjadi seiring perubahan yang dialami oleh manusia. Perubahan-perubahan dalam kebudayaan inilah yang disebut sebagai dinamika kebudayaan. Dinamika kebudayaan akan terus terjadi seiring dengan berkembangnya zaman dan berubahnya kebutuhan manusia. Proses dinamika kebudayaan berbeda-beda, ada yang berlangsung secara cepat, ada pula yang berlangsung secara lambat. Baca juga Kebudayaan Nasional Definisi dan Bentuknya Dalam Ilmu Antropologi, dinamika kebudayaan berlangsung dalam beberapa proses, yaitu akulturasi, asimilasi, dan inovasi. Berikut penjelasannya Akulturasi Dilansir dari buku Kamus Sosiologi Antropologi 2001 karya M. Dahlan Yakub, akulturasi adalah proses dinamika kebudayaan pada suatu masyarakat karena adanya pengaruh kebudayaan asing. Dalam proses akulturasi, datangnya pengaruh kebudayaan asing tidak serta merta menghilangkan kebudayaan lama. Justru kedua kebudayaan tersebut bercampur padu sehingga menghasilkan suatu kebudayaan yang baru tanpa harus kehilangan identitas kebudayaan masing-masing. Contoh akulturasi adalah pakaian tarian yang digunakan oleh orang Betawi. Pakaian tersebut mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina, seperti warna merah dan penutup juga Metode Pendekatan dalam Ilmu Antropologi Meskipun mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina, orang-orang Betawi masih tetap mempertahankan beberapa bentuk pakaian asli dan masih menggunakan musik Betawi. Asimilasi Dalam buku Antropologi Budaya 2002 karya I Gede A. B. Wiranata, asimilasi merupakan proses dinamika kebudayaan yang terjadi karena adanya perpaduan atau peleburan dari dua atau lebih kebudayaan sehingga memunculkan kebudayaan baru tanpa adanya unsur paksaan. Kalau dalam akulturasi masih ada karakteristik budaya yang lama, maka dalam asimilasi ini kedua budaya benar-benar melebur sehingga menjadi sebuah kebudayaan yang baru. Contoh asimilasi adalah percampuran antara musik melayu dengan musik india yang kemudian menghasilkan genre musik baru, yaitu musik dangdut. Inovasi Inovasi merupakan proses dinamika kebudayaan yang tidak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, melainkan dipengaruhi oleh pembaruan yang dilakukan oleh manusia. Baca juga Folklor Definisi, Ciri-Ciri, dan Bentuknya Pembaruan yang dilakukan oleh manusia lebih mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaruan ini menciptakan teknologi baru yang berdampak langsung pada perubahan kebudayaan masyarakat. Misalnya, masyarakat desa sudah bertahun-tahun membajak sawah menggunakan sapi atau kerbau. Karena ada pembaruan yang dilakukan oleh manusia, maka munculah alat traktor. Kemunculan alat traktor membuat kebudayaan bercocok tanam masyarakat desa menjadi berubah. Semula menggunakan sapi terasa lambat, maka ketika menggunakan traktor masyarakat desa bisa membajak sawah dengan lebih cepat dan efisien. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. REVIEWBUKU. Buku Komunikasi Lintas Budaya ditulis oleh Nikmah Suryandari dengan dasar ditujukan sebagai bahan ajar dosen dalam perkuliahan komunikasi budaya di Indonesia. Isi pembahasan buku ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga dapat dipelajari oleh dosen, mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin mempelajari Setiap kebudayaan selalu diawali dari? hal yang kompleks hal yang baru hal yang sederhana hal yang awam Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah A. hal yang kompleks. Dilansir dari Ensiklopedia, setiap kebudayaan selalu diawali dari hal yang kompleks. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. hal yang kompleks adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban B. hal yang baru adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban C. hal yang sederhana adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. hal yang awam adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. hal yang kompleks. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Sejalandengan rumusan masalah yang ada makalah ini di susun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian dan unsur sosial budaya. 2. Mengetahui banyaknya permasalahan dalam bidang sosial, budaya dan ekonomi. 3. Pengaruh kepadatan penduduk bagi lingkungan. 4.
Jawaban yang sederhanamaaf klo salah Jawabanhal yang sederhanaPenjelasankarna hal yang sederhana itu bisa berubah menjadi hal yang luar biasa kalo ga slaah SedekahBumi di Pantai Gemah dan Bayem Tulungagung/Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim. Tulungagung -. Masyarakat di kawasan Pantai Gemah dan Bayem, Tulungagung menggelar Gerebek Sura dengan sedekah bumi. Warga dan pengunjung saling berebut tumpeng agung. Prosesi diawali dengan doa hajatan tumpeng agung, yang dipimpin oleh tokoh masyarakat. ï»żLatihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Sosiologi ★ Sosiologi UmumSetiap kebudayaan selalu diawali dari 
 a. hal yang kompleks b. hal yang baru c. hal yang sederhana d. hal yang awam e. hal yang usangPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Sosiologi 2Bangsa Indonesia memiliki persamaan yang dapat menjadi pemersatu bangsa, yaitu 
a. bahasa daerah adalah kekayaan bangsa Indonesiab. adat istiadat yang miripc. nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas semua suku bangsad. masyarakat Indonesia yang masih tradisionalismee. Indonesia termasuk kelompok suku bangsa yang besarCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaKalimat - Bahasa Indonesia SD Kelas 2PTS IPS Semester 2 Genap SD Kelas 5PAS Sains Semester 1 Ganjil SD Kelas 4Administrasi Sistem Jaringan ASJ SMK Kelas 11PAT Bahasa Inggris SD Kelas 2Penerapan Radio dan Televisi PRTV SMK Kelas 12Should - Bahasa Inggris SMA Kelas 10Ulangan PPKn Tema 2 SD Kelas 4Tema 8 Subtema 3 SD Kelas 6Bahasa Indonesia Tema 1 SD Kelas 6 . 464 278 333 328 132 163 120 196

setiap kebudayaan selalu diawali dari